GAYA MILENIAL DALAM MEMAKNAI PANCASILA
“Pancasila itu ideologi
bangsa dan negara. Ideologi semua untuk semua, bukan golongan tertentu saja.
Ideologi kita yang satu dan mempersatukan kita yang berbeda-beda.”
-M. Hanif Dhakiri
The Winning Region
(kawasan pemenang) adalah julukan tepat untuk Negara Indonesia yang memiliki
segalanya. Memiliki sumber daya alam yang melimpah, memiliki sumber energi, dan
memiliki keuntungan demografi
dengan
posisi strategis di antara jalur-jalur distribusi barang dan jasa internasional.
Namun, kekayaan tersebut bukan tanpa resiko. Pada dasarnya, Indonesia merupakan
negara yang penuh keanekaragaman dalam banyak bidang (naturally fragmented).
Keanekaragaman inilah yang mudah sekali memicu terjadinya disintegrasi bangsa.
Belajar
dari sejarah Indonesia, diketahui beberapa kali Indonesia juga pernah diterpa
dengan perpecahan antar anak
bangsa. Namun, pada akhirnya negara ini mampu untuk bertahan. Kemampuan untuk
bertahan dari perpecahan itu, bukan tanpa alasan. Hal ini disebabkan bangsa
Indonesia memiliki alat pemersatu bangsa (national
cohesion)
yang terbentuk secara alamiah dari nilai-nilai luhur bangsa.
Tanggung
jawab mencegah disintegrasi bangsa saat ini berada di pundak kita semua sebagai
generasi milenial. Generasi
Y
atau Generasi milenial (teori William Straus dan Neil Howe) yang saat ini
berumur antara 18–36 tahun, merupakan generasi di usia produktif. Generasi yang
akan menggerakkan roda dalam perannya menjaga kelangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Keunggulan
generasi ini memiliki rasa percaya diri, kreativitas tanpa batas, dan saling
terhubung. Namun, karena hidup di era yang serba mudah, generasi ini cenderung
menginginkan sesuatu yang serba instan dan sangat gampang dipengaruhi.
Sadar
ataupun tidak ada pihak pihak yang sepertinya ingin menghalangi jalan Indonesia
menjadi bangsa yang tangguh dan hebat. Sering kali kita menerima ofensif pintar
lewat F-7, yaitu food, film dan
fantasi, fashion, finansial dan filosofi. Dua kata terakhir adalah ofensif paling
mengkhawatirkan yang membuat kita terjebak dalam pola ideologi yang
bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Agar
dapat memperisai diri akibat pesatnya upaya memecah bangsa, maka bangsa ini
perlu kembali kepada Pancasila. Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia
berisi pandangan hidup, karakter dan nilai nilai luhur bangsa.
Pancasila
harus dijadikan cara hidup seluruh aspek bangsa dengan menerapkan nilai nilai
luhur yang terkandung didalamnya yaitu, semangat persatuan, menghormati perbedaan,
rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme,
optimisme, harga diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri.
Arah
bangsa ini berada di tangan generasi milenial, generasi yang tengah membaca
tulisan ini, yang memegang tombak untuk mencegah paham menentang Pancasila,
yang memegang tongkat estafet pembangunan bangsa. Mari peliharalah nilai nilai
Pancasila dalam kehidupan kita setiap harinya.
Komentar
Posting Komentar